Daftar Isi
- Dampak Neuroplastisitas pada Pembelajaran
- Pembentukan Memori dan Dampaknya terhadap Pembelajaran
- Peran Emosi dalam Mendukung Proses Pembelajaran
- Pendekatan Otak Lengkap: Pembelajaran Multisensori
- Struktur dan Praktik Tambahan Pembelajaran Sangat Penting untuk Mengingat Fakta-Fakta Penting
- Kesimpulan
- Sumber
Memperoleh pengetahuan tentang otak sangat penting untuk meningkatkan sistem pendidikan dan pengembangan diri. Telah ditetapkan bahwa otak manusia adalah organ rumit yang terlibat dalam proses kognisi, mengingat informasi, dan mengendalikan emosi. Dilengkapi dengan pengetahuan tersebut, orang tua, pendidik, dan peserta didik dapat merancang pendekatan optimal untuk proses belajar mengajar. Yang terpenting, memanfaatkan kesadaran tersebut menciptakan ruang di mana orang dapat berkembang secara emosional dan intelektual .
Dengan berkembangnya ilmu saraf, penelitian yang menjelaskan bagaimana manusia belajar dan mengingat informasi kini telah terungkap. Cabang ilmu ini berfungsi untuk perbaikan pendidikan, peningkatan kesehatan mental, dan kemajuan karier. Lebih jauh, pengetahuan tentang mekanisme otak membantu mengembangkan metode dan alat yang lebih efektif yang memenuhi berbagai kebutuhan pelajar. Oleh karena itu, artikel ini bertujuan untuk mengkaji pendekatan praktis dan metode inovatif untuk meningkatkan proses belajar mengajar , dengan fokus pada strategi pengajaran berbasis sains yang memperdalam pemahaman tentang otak dan fungsinya.
Dampak Neuroplastisitas pada Pembelajaran
Konsep untuk memahami cara kerja otak dimulai dengan melihat konsep neuroplastisitas , yaitu kemampuan otak untuk berubah sepanjang hidup seseorang. Fitur yang menarik ini memungkinkan otak untuk menciptakan koneksi saraf baru , sehingga memungkinkan untuk mempelajari dan memperoleh keterampilan baru tanpa memandang usia seseorang. Yang terpenting, fenomena neuroplastisitas menjelaskan mengapa penting untuk berlatih secara konsisten dan menghadapi berbagai tantangan sebagai cara untuk meningkatkan perkembangan kognitif.
Berkat revolusi neuroplastisitas, otak dapat dibentuk ulang dan dibentuk menjadi bentuk dan rupa baru. Misalnya:
- Mengetahui dialek baru meningkatkan kekuatan antar neuron.
- Memainkan alat musik memerlukan aktivitas motorik dan menggabungkan kreativitas.
- Terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah memberi energi pada pengambilan keputusan dan bersikap kritis.
Selain fenomena tersebut di atas, untuk mewujudkannya, dalam kegiatan praktis seperti itu, diperlukan fleksibilitas mental. Strategi tersebut dapat berupa meninjau kembali konten setelah periode tertentu dan menggunakan interaksi multisensori yang mencakup melihat dan mendengar pada saat yang sama untuk pemahaman yang lebih baik. Oleh karena itu, neuroplastisitas menggambarkan kemampuan otak dan bagaimana ia berkembang, sehingga menunjukkan cara mengajar untuk mencapai hasil terbaik.
Pembentukan Memori dan Dampaknya terhadap Pembelajaran
Otak terdiri dari enam sistem thalamo-kortikal yang rumit dan kompleks, dan setiap sistem memiliki proses khusus yang menyertainya. Memori memiliki tiga komponen penting: Pengodean, Penyimpanan, dan Pengambilan. Karena pentingnya memori, tidak perlu dikatakan lagi bahwa guru harus menggunakan metodologi yang tepat yang melengkapi tuntutan ini.
Untuk meningkatkan pembelajaran, berikut beberapa praktik yang perlu dinilai:
- Pengulangan : Mengulang-ulang kata atau frasa berkali-kali akan membantu.
- Asosiasi : Membuat hubungan antara pengetahuan lama dan baru untuk memudahkan pemahaman.
- Mengingat Secara Aktif : Mempromosikan pengetahuan melalui kegiatan pengujian, bukan melalui metode non-partisipatif.
Lebih jauh, belajar juga melibatkan komponen emosional yang sangat memengaruhi ingatan. Ketika seseorang terlibat dalam suatu kegiatan atau memiliki pengalaman yang mereka anggap menyenangkan, informasi yang dipelajari selama waktu itu akan terukir dalam ingatan mereka. Misalnya, metode bercerita selama mengajar dan kerja praktik cenderung meningkatkan ingatan.
Sangat penting untuk memahami bagaimana otak berfungsi dalam berbagai proses pembelajaran jika seseorang ingin merancang metode yang kondusif bagi penyimpanan informasi jangka panjang.
Peran Emosi dalam Mendukung Proses Pembelajaran
Keterlibatan emosional telah diidentifikasi sebagai salah satu elemen kunci yang membantu menguraikan proses yang dialami otak siswa untuk memfasilitasi konsep pembelajaran. Ketika seorang pelajar terlibat secara emosional dalam suatu topik, neuron tertentu di otak akan menjadi aktif dan menghasilkan dopamin yang membantu dalam pengkodean memori dan perhatian. Karena hubungan ini, pelajaran yang aktif secara emosional biasanya menciptakan lingkungan belajar yang lebih positif.
Keterlibatan emosional semacam itu dapat dicapai oleh guru melalui:
- Bercerita: Mengaktifkan imajinasi seseorang dan memungkinkan mereka memahami ide dengan lebih baik.
- Tugas Kelompok : Membina lingkungan sosial yang membangkitkan emosi baik.
- Pembelajaran Kontekstual : Memberikan relevansi terhadap apa yang diajarkan yang selanjutnya meningkatkan dorongan seseorang.
Meskipun keterlibatan emosional pelajar penting, guru harus selalu menyediakan ruang di mana siswa merasa aman dan bersemangat. Motivasi, dorongan positif, dan kritik yang membangun harus diberikan kepada siswa agar mereka merasa termotivasi. Menciptakan ikatan tersebut menurunkan tingkat kecemasan yang jika tidak akan berdampak negatif pada kemampuan siswa untuk belajar dan mendorong mereka untuk terlibat dengan konten kursus.
Melalui pengenalan aspek emosional ke dalam proses pengajaran, guru menangkap reaksi alami otak manusia, dan pelajaran tidak hanya menjadi informasional tetapi juga personal.
Pendekatan Otak Lengkap: Pembelajaran Multisensori
Pembelajaran multisensori merupakan salah satu pendekatan paling berhasil untuk meningkatkan pembelajaran dengan menggunakan kombinasi berbagai indra. Hasilnya, dengan melibatkan lebih banyak koneksi saraf, otak akan lebih mudah memproses informasi. Yang terpenting, pembelajaran multisensori menghadirkan keadilan dalam proses pendidikan karena membahas berbagai modalitas pembelajaran.
Di antara alat-alat praktis yang dapat memfasilitasi pembelajaran multisensori adalah pendekatan berikut:
- Sumber daya grafis : Diagram, bagan, dan video memfasilitasi pembelajaran konseptual melalui visualisasi.
- Kegiatan yang membangun : Melakukan percobaan atau menggunakan permainan peran dapat sangat menghidupkan pelajaran yang memungkinkan daya ingat.
- Potongan suara : Menggunakan suara, musik, atau gambar untuk penjelasan verbal dapat membantu meningkatkan kemampuan pendengaran.
Dengan menggunakan lebih dari satu jalur sensorik, pilihan multisensorik memperkuat sirkuit otak dan membantu mengingat materi dengan lebih baik. Misalnya, ketika teks dan gambar digunakan secara serempak atau siswa diminta untuk berbicara dan menulis pada saat yang sama, pemahaman dan menghafal materi menjadi lebih mudah. Dalam hal ini, semua siswa di kelas dapat terlayani dengan menggunakan pendekatan ini karena pendekatan ini melibatkan otak sepenuhnya sehingga menciptakan pengalaman belajar yang lebih menarik.
Struktur dan Praktik Tambahan Pembelajaran Sangat Penting untuk Mengingat Fakta-Fakta Penting
Pemahaman tentang cara kerja otak menggambarkan bahwa penundaan waktu dan meninjau kembali informasi penting untuk mengingat fakta-fakta penting secara memadai. Frasa "efek jarak" menggambarkan bagaimana otak cenderung menyerap informasi dengan lebih baik ketika pembelajaran didistribusikan dalam jangka waktu yang lebih lama. Demikian pula, pengulangan menciptakan dan memutuskan hubungan antara neuron, apa pun yang dipelajari akan tertanam sebagai ingatan.
Teknik-teknik ini memiliki keuntungan-keuntungan utama:
- Lebih Banyak Informasi yang Diingat : Meminta siswa untuk kembali beberapa hari kemudian untuk meninjau materi adalah kunci untuk mengalihkan apa yang ada dalam ingatan jangka pendek mereka ke jangka panjang.
- Menurunkan Kelelahan Mental : Meningkatkan waktu istirahat di antara jam belajar menghilangkan rasa lelah.
- Peningkatan Kemampuan Pengambilan Kembali : Mempelajari hal yang sama pada waktu yang berbeda meningkatkan kemampuan dan kecepatan pencarian informasi.
Untuk menggunakan strategi ini, pelajaran dapat dipecah menjadi pelajaran yang lebih kecil yang disertai dengan pemeriksaan rutin. Kartu catatan, kuis yang menyenangkan, atau aplikasi pengulangan spasi dapat membantu mengingat informasi dengan mudah. Pengulangan spasi tentu saja memudahkan pembelajaran dengan cara yang jauh lebih mudah dilakukan dan jauh lebih mudah.
Kesimpulan
Untuk menciptakan lingkungan belajar yang kuat, diperlukan analisis tugas-tugas otak. Pendidik dan peserta didik dapat menggunakan strategi yang membantu penanaman konsep-konsep yang mencakup neuroplastisitas , pembentukan memori, keterlibatan emosional, pembelajaran multisensori, dan penggunaan spasi dan pengulangan. Strategi-strategi ini meningkatkan daya ingat dan juga memfasilitasi peningkatan lingkungan belajar untuk berbagai macam peserta didik.
Aspek yang paling penting adalah fakta bahwa strategi yang digerakkan oleh otak membantu individu untuk sepenuhnya memanfaatkan peluang dalam kehidupan profesional mereka tanpa memandang usia mereka. Perkembangan di bidang ilmu saraf tampaknya menjanjikan dan menentukan masa depan bagi sektor pendidikan karena mereka memberikan panduan yang tak tertandingi. Oleh karena itu, integrasi tersebut tidak hanya berguna tetapi juga penting agar pengalaman yang relevan dalam pembelajaran dapat terjadi.
Semua praktik pendidikan yang diperkaya dengan pengetahuan tentang cara kerja otak akan membuat pembelajaran lebih efisien, lebih inklusif, dan bertahan lama.
Sumber
- https://elearningindustry.com/5-tips-create-multi-sensory-elearning-courses
- https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC4492928
- https://www.psychologytoday.com/us/basics/memory
- https://link.springer.com/chapter/10.1007/978-3-030-39292-5_6
- https://solportal.ibe-unesco.org/articles/neuroplasticity-how-the-brain-changes-with-learning
Comments are closed.