Loading
 
Skip to content
  • Lang
  • Lang
  • Lang
  • Lang
  • Lang
  • Lang

 

Ringkasan

    

 

Memperkuat Pemikiran Kritis Melalui Teknologi


Saat itu adalah kelas Matematika di sebuah sekolah menengah pertama dan sang guru memasuki ruang kelas. Mata para siswa berbinar-binar penuh kegembiraan saat guru menyalakan multimedia untuk membagikan slide PowerPoint untuk mengajar. Setelah setiap empat sampai lima slide, ada satu pertanyaan kritis pada slide yang memungkinkan siswa untuk menganalisis secara kritis berbagai konsep matematika. Hal ini membuat mereka tetap terlibat di dalam kelas.

Dalam skenario ini, slide interaktif dan pertanyaan-pertanyaan kritis menuntut siswa untuk tetap aktif di dalam kelas dan menggunakan kemampuan kognitif mereka untuk menganalisis konsep-konsep matematika. Pendekatan ini mengembangkan kemampuan berpikir kritis mereka, memungkinkan mereka untuk menerapkan matematika dalam kehidupan nyata.

Banyak pendidik dan peneliti yang setuju bahwa teknologi atau media digital membantu para pengajar untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Apa yang dimaksud dengan keterampilan ini dan bagaimana mereka mengembangkannya? Mari kita bahas di blog ini.

Memahami Berpikir Kritis

Berpikir kritis didefinisikan sebagai berpikir dengan sengaja dan rasional tanpa emosi atau gagasan yang dirasakan. Ini adalah mengevaluasi bukti dan secara strategis sampai pada kesimpulan apa pun daripada membuat penilaian tingkat permukaan. Hal ini termasuk menganalisis, mengumpulkan bukti, pemecahan masalah, pengaturan diri, pola pikir yang berkembang, dan keterampilan menjelaskan.

Brian Oshiro, seorang pendidik dan pelatih, mengatakan: "Kita semua harus berhadapan dengan pertanyaan yang jauh lebih rumit daripada yang ada di tes pilihan ganda." Lebih lanjut ia menambahkan: "Kita harus memberikan kesempatan kepada para siswa untuk bergulat dengan pertanyaan-pertanyaan yang tidak hanya memiliki satu jawaban yang benar." Kita dapat melakukan hal ini dengan menekankan pemikiran kritis di dalam kelas.

Para peneliti percaya bahwa siswa membutuhkan keterampilan berpikir kritis untuk menjadi sukses dalam kehidupan akademis dan profesional. Stanford's Learning Policy Institute menemukan bahwa mempekerjakan guru-guru berpengalaman yang menekankan pemikiran kritis telah membantu distrik-distrik sekolah di negara bagian California untuk menutup kesenjangan prestasi siswa selama satu dekade.

Strategi untuk Mengajarkan Berpikir Kritis Melalui Media Digital di Kelas

Daniel Willingham adalah seorang profesor psikologi di University of Virginia. Penelitiannya menekankan bahwa mengajarkan pemikiran kritis adalah tugas yang sulit karena siswa tidak melihat manfaatnya dan cenderung merasa bosan atau tidak termotivasi untuk mempelajarinya. Dalam hal ini, seorang guru harus menggunakan media digital di dalam kelas untuk mengajar atau meningkatkan kemampuan berpikir kritis. Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa penggunaan media digital di dalam kelas dapat meningkatkan interaksi dan minat siswa. Beberapa strategi untuk menerapkannya dalam proyek pemikiran kritis adalah:

Tugas Penelitian Mini

Anda dapat memberikan tugas penelitian kecil kepada siswa di kelas yang memungkinkan mereka untuk berpikir kritis dan mengumpulkan bukti yang berkaitan dengan topik tersebut. Anda harus memastikan bahwa topik tersebut memungkinkan mereka untuk menambahkan pendapat mereka bersama dengan bukti yang kuat. Misalnya, bagaimana cara mencegah deforestasi atau mengapa usia mengemudi harus dinaikkan menjadi 18 tahun. Berikan mereka pertanyaan-pertanyaan kritis seperti ini dan beri mereka waktu untuk meneliti dan berpikir.

Di sini, guru dapat menggunakan perangkat lunak manajemen kelas apa pun yang memiliki kemampuan pembatasan web sehingga siswa tidak membuka halaman yang tidak relevan. Siswa dapat menuliskan pemikiran mereka di Google Docs dan membagikannya kepada guru yang dapat memberikan umpan balik pada dokumen tersebut.

Materi Interaktif

Anda harus menggunakan alat bantu interaktif yang berbeda di dalam kelas untuk membuat pemikiran kritis menjadi menarik. Hal ini dapat mencakup kuis, bermain game, dan menggunakan forum diskusi atau blog.

Ada platform media sosial Padlet di mana Anda dapat menambahkan pertanyaan kritis apa pun di dinding virtual. Siswa dapat menambahkan jawaban untuk pertanyaan ini di bagian komentar. Untuk membuat pertanyaan-pertanyaan penting untuk setiap kelas, guru dapat menggunakan QuizGecko untuk membuat kuis yang berbeda dari setiap pelajaran dalam waktu beberapa detik.

Gamifikasi

Ada beberapa aplikasi kuis yang berbeda seperti QuizPlus dan Kahoot yang dapat digunakan oleh siswa dan guru di kelas untuk mengadakan permainan kuis. Elemen permainan ini pada dasarnya sangat penting bagi siswa sekolah dasar dan menengah karena mereka akan tetap terlibat dengan cara ini.

Dalam sebuah penelitian, para peneliti menggunakan aplikasi Quizizz untuk mengembangkan pemikiran kritis pada siswa. Setiap siswa di kelas menengah memiliki sebuah layar. Ada satu fitur Quizizz yang memberikan avatar kepada siswa ketika mereka mengetikkan nama mereka. Avatar-avatar ini membuat siswa bersemangat dan mereka menjadi lebih antusias untuk menggunakan aplikasi ini untuk belajar tentang pertanyaan-pertanyaan yang produktif dan tidak produktif.

Kegiatan Mendongeng Digital

Bercerita adalah keterampilan yang sangat penting untuk mengajar membaca dan menulis di kelas. Mengizinkan siswa untuk menceritakan kisah pribadi mereka memberi mereka kepercayaan diri. Keterampilan bercerita juga meningkatkan kemampuan berpikir kritis mereka.

Setiap mata pelajaran dapat memperoleh manfaat dari bercerita karena dapat mencakup menceritakan kisah pribadi atau menceritakan peristiwa atau seseorang. Dalam cerita pribadi, mereka dapat menceritakan bagaimana mereka dapat menambahkan konsep matematika, filosofis, atau ilmiah tertentu ke dalam kehidupan mereka.

Anda bisa membuat tugas ini menjadi menarik dengan menambahkan aspek digital ke dalamnya. Berbagai alat AI yang berbeda membuat video dan karakter animasi, memungkinkan siswa untuk memvisualisasikan cerita mereka. Visualisasi ini akan membuat sesi mendongeng menjadi produktif.

Strategi untuk Pemangku Kepentingan yang Berbeda

Bagaimana pemangku kepentingan lain dapat membantu guru dalam mengajarkan pemikiran kritis? Mari kita bahas.

Siswa

Siswa harus menggunakan alat digital yang berbeda di luar kelas untuk mengembangkan pemikiran kritis. Mereka harus mengikuti instruksi dari guru dan berusaha lebih keras untuk meningkatkan pemikiran kritis mereka.

Orang Tua dan Perpustakaan

Orang tua harus menyediakan semua sumber daya yang dibutuhkan siswa. Mereka harus mengembangkan rutinitas yang terstruktur bagi para siswa sehingga mereka dapat mendedikasikan waktu untuk mempelajari soft skill. Selain itu, mereka dapat menggunakan aplikasi Family Link untuk memantau perangkat anak mereka untuk memastikan bahwa mereka tidak terganggu.

Selain itu, Perpustakaan dapat menyediakan sumber daya elektronik bagi para siswa sehingga mereka dapat meneliti dan menemukan bukti yang berbeda untuk tugas-tugas pemikiran kritis mereka. ResearchGate, JSTOR, dan PDF Drive berisi banyak publikasi dan artikel penelitian.

Desainer Instruksional dan Pengembang Perangkat Lunak Pendidikan

Pengembang perangkat lunak harus mengembangkan perangkat lunak manajemen kelas yang memungkinkan guru untuk menambahkan berbagai aspek pemikiran kritis. Sebagai contoh, LanSchool adalah perangkat lunak yang memiliki fitur pemantauan layar, pengiriman pesan, angkat tangan, kemampuan membatasi web, dan fitur-fitur lain yang memungkinkan guru untuk mengelola ruang kelas sembari melakukan berbagai aktivitas berpikir kritis.

Administrator Sekolah dan Peneliti Pendidikan

Administrasi harus menerapkan berbagai permainan dan kegiatan berpikir kritis dalam kurikulum mereka. Selain itu, mereka juga harus melatih para guru untuk menerapkan pemikiran kritis dalam kurikulum. Para peneliti dapat membantu mereka dengan menyediakan metodologi pengajaran yang efektif dan daftar alat bantu digital yang efektif

Lembaga Swadaya Masyarakat dan Pengusaha

LSM dan Pengusaha dapat berkolaborasi dengan sekolah untuk menyediakan dana bagi mereka untuk menambahkan alat digital di kelas. Selain itu, mereka dapat membuat kampanye yang berbeda untuk meningkatkan kesadaran tentang literasi digital dan pemikiran kritis.

Tantangan dan Solusi

Guru dapat menghadapi berbagai tantangan dalam menggunakan media digital untuk berpikir kritis. Hal ini dapat melibatkan resistensi dari siswa, kurangnya dana, keterbatasan waktu dan kewalahan dengan situasi baru ini.

Mereka dapat mengatasi masalah ini dengan menggunakan alat digital gratis atau meminta bagian administrasi untuk memberikan akses ke semua alat digital yang diperlukan di ruang kelas dan perpustakaan. Selain itu, mereka dapat membuat forum diskusi dengan rekan-rekan mereka sehingga mereka semua dapat berbagi strategi yang berbeda untuk menerapkan kegiatan berpikir kritis di kelas. Mereka harus menambahkan kegiatan-kegiatan kecil di awal tahun dan secara bertahap membuatnya menjadi lebih rumit agar para siswa dapat terbiasa.

Kesimpulan

Jadi, alat bantu digital dapat membantu guru dalam mengajar dan meningkatkan pemikiran kritis siswa. Ini adalah hal yang sulit untuk diajarkan sehingga para guru membutuhkan bantuan alat bantu digital. Dalam hal ini, administrasi sekolah, perpustakaan, LSM, dan orang tua juga harus memainkan peran penting. Bersama-sama, mereka dapat membantu anak mereka menjadi seorang pemikir.

Published inArtikel

Comments are closed.