Loading
 
Skip to content
  • Lang
  • Lang
  • Lang
  • Lang
  • Lang
  • Lang

 

Ringkasan

    

 

Mengintegrasikan Teknologi dalam Pendidikan: Manfaat dan Tantangan


Sejak zaman dahulu kala, manusia haus akan pengetahuan. Pada era Kolonial, ada dayung kayu dengan tulisan pelajaran di atasnya. Pada tahun 1870-an, Magic Lantern, sebuah proyektor primitif dengan gambar di atasnya, digunakan. Pada tahun 1890, papan tulis mulai digunakan, disusul dengan pensil pada tahun 1900-an. Radio hadir pada tahun 1920-an dan memperkenalkan kelas online pendengaran. Setelah itu, proyektor overhead hadir pada tahun 1930, diikuti oleh kaset video pada tahun 1951. Demikian juga dengan mesin fotokopi (1959), kalkulator (1972), dan komputer dengan internet (2009) yang masuk ke dalam bidang pendidikan.

Kini, di tahun 2024, berbagai alat digital seperti alat AI, Augmented Reality, Virtual Reality, perangkat lunak dan aplikasi pendidikan telah menjadi bagian dari ruang kelas. Departemen Pendidikan AS menyatakan bahwa pada tahun 1930, jumlah siswa di dalam kelas adalah 1 juta orang, namun pada tahun 2012 telah mencapai 21,6 juta orang. Hal ini menunjukkan pentingnya mengintegrasikan teknologi dalam bidang pendidikan.

Blog ini akan membahas pentingnya dan strategi mengintegrasikan teknologi di ruang kelas serta tantangan yang mungkin dihadapi oleh para pemangku kepentingan saat mengimplementasikannya.

Manfaat Mengintegrasikan Teknologi dalam Pendidikan

Kami telah membahas manfaat kecil dalam pendahuluan. Tetapi, ada banyak manfaat lainnya juga. Jadi, mari kita bahas beberapa di antaranya.

Pengalaman Belajar yang Ditingkatkan

Teknologi ada di setiap bidang kehidupan siswa. Fortnite dan Minecraft populer sebagai game nomor satu di kalangan anak-anak dan remaja. Jadi, sangat penting untuk membuat pendidikan menjadi menyenangkan bagi anak-anak ini. Untuk itu, guru dapat menggunakan alat edTech di dalam kelas. Mereka dapat menggunakan Spotify untuk mengintegrasikan musik, dan YouTube untuk menambahkan podcast dan film dokumenter di dalam kelas. Realitas virtual dapat membantu siswa dalam mengunjungi berbagai tempat yang berbeda dari kenyamanan tempat duduk mereka.

Ada berbagai game online interaktif seperti Walden dan Quizlet untuk mengajar dengan cara yang menyenangkan. Hal ini akan meningkatkan pembelajaran mereka dan memberi mereka pengetahuan dan wawasan praktis tentang dunia.

Pembelajaran yang Dipersonalisasi

Setiap siswa adalah unik, jadi harus ada pengajaran dan pembelajaran yang dipersonalisasi. Untuk hal ini, edTech dapat membantu siswa dan guru.

Sebagai contoh, Storybooks adalah platform yang memungkinkan guru untuk membuat alur cerita yang dipersonalisasi dengan visual yang menarik untuk kelas dasar mereka.

Contoh lainnya adalah TalkBerry yang menyediakan tutor AI yang dipersonalisasi untuk mengajarkan bahasa apa pun. Jika seorang siswa kesulitan dengan kemampuan bahasa mereka, mereka dapat menggunakan alat bantu AI yang dipersonalisasi dan chatbot untuk meningkatkan kemampuan mereka.

Selain itu, ada berbagai platform online yang menawarkan kursus seperti FutureLearn dan Coursera yang dapat digunakan siswa untuk pembelajaran mandiri atau personal.

Peningkatan Kolaborasi dan Komunikasi

Ada Slack, Discord, dan alat lainnya yang memungkinkan kolaborasi dan obrolan komunitas. Jadi, siswa dan guru dapat berkolaborasi di luar kelas melalui alat ini. Alat online yang berbeda memungkinkan streaming video online juga. Jadi, guru dapat menggunakannya untuk terhubung dengan siswa di seluruh dunia.

Akses ke Pendidikan

Alat bantu online telah memastikan bahwa pendidikan dapat diakses oleh para penyandang disabilitas dan siswa yang tinggal di daerah terpencil. Berbagai statistik juga menunjukkan bahwa teknologi telah membuat pendidikan menjadi cukup terjangkau bagi banyak siswa sehingga tidak perlu khawatir tentang pendanaan sekarang. Kursus dan platform MOOCs seperti FutureLearn memastikan bahwa siswa dapat mempelajari berbagai kursus secara gratis. Selain itu, ada beberapa alat canggih yang dapat diakses secara gratis.

Guru dapat mengakses siswa di daerah terpencil melalui Google Classroom, Zoom, dan alat streaming video online lainnya. Anak-anak dengan disabilitas yang berbeda dapat memperoleh manfaat dari teknologi bantuan.

Administrasi dan Manajemen yang Efisien

Alat bantu online memiliki tugas administrasi, proses penilaian dan penilaian yang terotomatisasi. Perangkat lunak pendidikan dapat dengan mudah mengelola catatan siswa, penerimaan siswa baru, dan transaksi keuangan secara efektif.

Selain itu, guru dapat menggunakan platform online untuk menilai tugas dan kuis, serta memberikan umpan balik dengan segera. Sebagai contoh, Gradescope dari Turnitin adalah alat yang luar biasa untuk menilai dan memberikan umpan balik dalam beberapa menit. Jadi, guru dapat menggunakan jenis alat bantu manajemen dan penilaian berbantuan AI.

Tantangan Mengintegrasikan Teknologi dalam Pendidikan

Kesenjangan Digital

Menurut Education Trust, 42% keluarga kulit berwarna dan 50% keluarga berpenghasilan rendah tidak memiliki akses ke teknologi pendidikan di AS. Beberapa peneliti mengatakan bahwa ada ketidaksetaraan gender dalam mengakses teknologi pendidikan. Selain itu, penyandang disabilitas memiliki akses yang lebih sedikit terhadap teknologi dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki disabilitas. Jadi, kesenjangan digital ini menghambat kemampuan banyak siswa untuk menyelesaikan pekerjaan rumah mereka tepat waktu.

Untuk itu, institut harus menyediakan akses internet dan ruang teknologi bagi para mahasiswa. Sudut-sudut ini harus memiliki semua perangkat dan teknologi yang dibutuhkan siswa untuk menyelesaikan pekerjaan rumah mereka.

Pelatihan Guru dan Pengembangan Profesi

Para guru juga perlu dilatih karena banyak dari mereka yang tidak tahu bagaimana mengintegrasikan teknologi ke dalam kelas. Untuk itu, lembaga harus menyediakan sumber daya, pelatihan, dan lokakarya yang cukup untuk mengajari mereka tentang hal ini. Selain itu, berbagai platform online seperti GoGuardian menyediakan sumber daya bagi para guru mengenai aspek ini.

Gangguan dan Penyalahgunaan Siswa

Ada banyak konten yang menghibur dan tidak etis di internet. Penelitian terhadap mahasiswa menunjukkan bahwa hanya 1 persen dari mereka yang menggunakan perangkat digital untuk tujuan pendidikan.

Untuk mengatasi masalah ini, pihak administrasi harus menerapkan kebijakan web jaringan sekolah yang tidak mengizinkan siswa untuk mengakses konten yang merusak secara online. Selain itu, para siswa harus diajari penggunaan teknologi yang aman dan produktif melalui kuliah dan seminar.

Kendala Biaya dan Anggaran

Administrasi dapat menghadapi masalah dalam mengintegrasikan teknologi ke dalam kelas karena masalah pendanaan. Untuk itu, mereka bisa berkolaborasi dengan LSM untuk mendapatkan pendanaan atau meminta pengusaha teknologi untuk berinvestasi di dalamnya. Selain itu, mereka dapat menggunakan alat bantu dan solusi teknologi yang gratis atau hemat biaya.

Beberapa tips lainnya adalah guru dapat membuat blog kelas gratis melalui situs wiki gratis atau memberikan tugas berbasis proyek kepada siswa yang melibatkan penggunaan sumber daya gratis.

Masalah Privasi dan Keamanan

Ada ancaman keamanan siber di lingkungan pendidikan karena data sensitif siswa dapat dicuri. Untuk itu, institusi harus mengembangkan langkah-langkah keamanan yang kuat untuk melindungi data siswa yang sensitif.

Studi Kasus dan Contoh Dunia Nyata

Beschorner dan Hutchison adalah dua peneliti yang memberikan iPad di dua kelas prasekolah pada tahun 2013. Mereka memperkenalkan aplikasi menulis, berbicara, dan mendengarkan di dalam kelas. Setelah tujuh minggu pengumpulan data, mereka menemukan bahwa tablet mendukung kemampuan literasi yang muncul.

Wake berfokus pada penceritaan digital pada tahun 2012 di sebuah sekolah komunitas pedesaan. Dia mengamati bahwa mendongeng digital meningkatkan kepercayaan diri dan kemampuan literasi siswa. Para siswa berbagi cerita dengan orang lain melalui alat digital yang membuat mereka merasa bahwa produk mereka penting dan layak untuk dibagikan.

Singkatnya, penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa penggunaan teknologi dapat meningkatkan kemampuan akademis siswa.

Tren Masa Depan dalam Teknologi Pendidikan

Dunia terus berkembang, sehingga AI, AR, VR, analisis data, pembelajaran online, pembelajaran video, dan pembelajaran yang dipersonalisasi adalah masa depan. Kecerdasan buatan mengotomatiskan semua tugas seperti membuat kurikulum, penilaian, membuat kursus online, dan menganalisis data siswa. Analisis data ini dapat memberi tahu guru tentang siswa mana yang mengalami masalah seperti apa dan bagaimana cara mengatasi masalah tersebut. Jadi, hal ini membuka jalan untuk pembelajaran yang dipersonalisasi di masa depan.

AR meningkatkan aspek tradisional dari buku pelajaran, sementara VR membawa anak-anak ke planet baru. Video menjadi hal yang umum sehingga pembelajaran melalui video akan menjadi tren baru. Ini berarti siswa dan guru harus mulai mengintegrasikan teknologi ini ke dalam kehidupan mereka.

Tips Praktis untuk Para Pemangku Kepentingan

Untuk Siswa dan Orang Tua

Siswa dapat melakukan pembelajaran mandiri dengan mengeksplorasi sumber daya dan materi tambahan. Orang tua dapat membantu mereka dengan memberikan akses ke semua alat yang dibutuhkan.

Untuk Guru dan Tutor

Guru harus belajar bagaimana mengintegrasikan teknologi di dalam kelas. Selain itu, mereka harus memiliki kebijakan yang tegas untuk menggunakan perangkat digital hanya untuk tujuan produktif.

Untuk Administrator Sekolah dan Desainer Instruksional

Mereka harus memandu para guru tentang cara menggunakan teknologi dan alat bantu apa yang terbaik untuk memastikan kesetaraan digital bagi para siswa. Mereka harus membuat kurikulum dengan mempertimbangkan kendala yang dihadapi guru di kelas digital.

Untuk Pengembang dan Pengusaha Perangkat Lunak Pendidikan

Mereka harus mengembangkan dan memasarkan berbagai alat pendidikan yang berguna yang mudah digunakan dan tidak terlalu mahal. Dengan cara ini, mereka dapat membantu sekolah dan siswa dengan sumber daya yang terbatas.

Kesimpulan

Singkatnya, menambahkan teknologi di ruang kelas sangat penting untuk mengajarkan keterampilan abad ke-21 kepada siswa. Dunia sedang berubah, jadi ruang kelas juga harus berubah. Alat edTech yang berbeda dapat menyelesaikan banyak masalah bagi guru dan siswa. Tetapi, penggunaan yang berlebihan, juga bisa menimbulkan masalah yang berbeda. Jadi, seorang guru harus menggunakan teknologi dalam proyek dan topik-topik yang diperlukan. Mereka harus menyeimbangkannya dengan aktivitas DIY dan aktivitas di luar layar.

Published inArtikel

Comments are closed.