Loading
 
Skip to content
  • Lang
  • Lang
  • Lang
  • Lang
  • Lang
  • Lang
Ringkasan

    

 

Orang Tua, Guru, Siswa: Bekerja Bersama untuk Kesuksesan

| Published in Artikel


Undang-undang Educate America menyatakan bahwa “Setiap sekolah akan mempromosikan kemitraan yang akan meningkatkan keterlibatan dan partisipasi orang tua dalam mendorong pertumbuhan sosial, emosional, dan akademis anak-anak”. Para peneliti yang berbeda percaya bahwa kolaborasi guru dan orang tua menghasilkan pertumbuhan sosial dan akademis anak-anak. Selain itu, mereka juga percaya bahwa jika siswa berkolaborasi dengan guru, hal itu dapat meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mereka.

Namun, sayangnya, banyak pemangku kepentingan pendidikan yang tidak berkolaborasi atau bermitra satu sama lain. Hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan. Jadi, kita akan membahas berbagai strategi yang dapat diterapkan oleh orang tua, guru, dan siswa untuk berkolaborasi.

Memahami Peran dan Kontribusi

Orang tua

Peran orang tua seharusnya lebih dari sekedar menghadiri konferensi guru-orang tua yang diwajibkan demi kesuksesan anak-anak mereka. Mereka harus memastikan bahwa anak mereka mendapatkan paparan dari dua pihak dewasa yang bertanggung jawab dan berpengetahuan luas (orang tua dan guru) untuk menjadi sukses dalam hidup mereka. Untuk itu, orang tua harus berkomunikasi dengan guru untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan anak-anak mereka. Bersama-sama, mereka harus membuat rencana strategis untuk mengatasi kelemahan anak-anak mereka dan mengembangkan berbagai keterampilan lunak seperti empati dan rasa hormat.

Orang tua harus memberikan lingkungan yang positif kepada anak-anak mereka di rumah seperti menyediakan jadwal dan ruangan khusus untuk mengerjakan PR. Selain itu, mereka harus berkomunikasi dengan anak mereka untuk mengetahui apakah mereka menghadapi masalah atau membutuhkan bantuan. Mereka dapat membantu anak mengerjakan pekerjaan rumah dan harus menyediakan semua sumber daya tambahan yang dibutuhkan anak.

Guru

Marisela Santana adalah seorang pendidik di California State University. Dia telah berbagi strategi yang berharga bagi para guru untuk mempromosikan kolaborasi antara orang tua dan guru. Dia menyatakan bahwa dia mengadakan lokakarya bulanan untuk orang tua untuk memberi mereka pelatihan profesional tentang cara membantu anak-anak mereka dengan pekerjaan rumah. Kadang-kadang ia membuat lokakarya dengan topik tertentu berdasarkan kebutuhan siswa atau atas permintaan orang tua. Lokakarya ini memungkinkan orang tua untuk berkolaborasi, mendapatkan pengembangan profesional, dan berkomunikasi dengan guru secara terbuka.

Selain itu, guru harus mendorong kegiatan kolaboratif di dalam kelas. Modul kelas yang dibalik dan mengintegrasikan teknologi dalam pengajaran memungkinkan mereka untuk berkomunikasi dan berkolaborasi dengan anak-anak. Mereka harus mengamati anak-anak mereka untuk mengetahui masalah perilaku dan akademis yang mereka hadapi. Setelah itu, mereka harus membuat rencana pendidikan individual (IEP) atau rencana perilaku (BIP) untuk siswa mereka dan mendiskusikannya dengan orang tua.

Siswa

Siswa harus mengembangkan kebiasaan belajar mandiri untuk berkolaborasi dengan para guru. Mereka harus melakukan berbagai praktik pembelajaran aktif seperti manajemen waktu dan pengulangan dengan jarak tertentu untuk belajar secara efektif. Selain itu, mereka harus berkomunikasi secara terbuka dengan orang tua dan guru mereka jika mereka menghadapi masalah apa pun. Mereka harus menggunakan semua sumber daya dan menerapkan strategi yang direkomendasikan oleh guru dan orang tua mereka.

Strategi Kolaborasi yang Berbeda untuk Orang Tua, Guru, dan Siswa

Memanfaatkan Perangkat Digital untuk Kolaborasi

Semua pemangku kepentingan pendidikan harus menggunakan alat digital yang berbeda untuk berkolaborasi. Media sosial, perangkat lunak pendidikan, aplikasi dan alat tersedia untuk membantu kolaborasi dan meningkatkan lingkungan belajar. Orang tua dapat menggunakan alat komunikasi seperti media sosial dan WhatsApp untuk berkomunikasi dengan guru dan mendapatkan semua informasi terbaru terkait anak-anak mereka. Guru dapat menggunakan aplikasi permainan dan alat pendidikan yang berbeda di dalam kelas untuk mendorong pembelajaran melalui permainan, kolaborasi, dan pendekatan yang diarahkan sendiri. Siswa juga dapat menggunakan alat komunikasi dan aplikasi produktivitas.

Sebagai contoh, guru dan murid dapat menggunakan Padlet untuk berkomunikasi dan menumbuhkan kemampuan berpikir kritis pada anak-anak. Mereka dapat menggunakan Zoom atau Google Classroom untuk berkomunikasi dengan orang tua dan memberikan kelas online secara langsung kepada siswa. Quizizz, Kahoot, dan Quizlet adalah aplikasi gamifikasi yang dapat meningkatkan kolaborasi di dalam kelas atau siswa dapat menggunakannya untuk pembelajaran mandiri. Berbagai perangkat lunak kelas seperti TeacherMatic dapat digunakan oleh guru untuk mendorong produktivitas dan meningkatkan komunikasi di kelas. Jadi, ini adalah berbagai cara untuk menggunakan alat bantu digital untuk tujuan kolaborasi.

Menciptakan Lingkungan Belajar yang Mendukung

Orang tua dan guru harus menetapkan tujuan yang SMART bagi siswa untuk membantu mereka mencapai tujuan mereka. Mereka harus mengawasi anak-anak mereka untuk mengetahui perilaku dan perjuangan akademis mereka dan harus memberi mereka rencana dan solusi yang berbeda.

Guru harus menyediakan semua sumber daya seperti materi pendidikan kepada orang tua murid agar mereka dapat mendukung anak-anak mereka di rumah. Para pengajar dapat menggunakan teknologi seperti platform MOOC untuk memberikan dukungan tambahan kepada para siswa dalam belajar dan memahami topik-topik yang diajarkan. Selain itu, orang tua dan guru harus merayakan keberhasilan dan pencapaian siswa secara kolaboratif sehingga dapat memotivasi mereka dan membawa energi positif bagi mereka untuk mencapai tujuan mereka.

Meningkatkan Komunikasi

Pendidik harus memberikan informasi terbaru secara rutin kepada orang tua dan sebaliknya. Mereka harus mengundang orang tua untuk mendiskusikan berbagai keputusan akademis seperti kegiatan ekstrakurikuler dan perubahan kurikulum. Pertemuan orang tua-guru, telepon, email, pesan, dan pertemuan online dapat membantu dalam mendiskusikan pekerjaan rumah dan masalah perilaku anak-anak. Siswa juga dapat berpartisipasi dalam pertemuan dan konferensi untuk mengomunikasikan kebutuhan mereka. Marisela Santana terkadang mengadakan konferensi atas permintaan siswa sehingga kebutuhan dan masalah mereka juga dapat diatasi.

Pengembangan Profesional dan Pembelajaran Berkelanjutan

Banyak peneliti setuju bahwa kolaborasi orang tua dan guru jarang terjadi karena orang tua tidak memiliki keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan tentang kolaborasi atau guru tidak tahu bagaimana cara meningkatkan komunikasi di kelas. Untuk itu, mereka membutuhkan pengembangan profesional.

Jadi, lembaga harus mengadakan berbagai lokakarya untuk orang tua dan pendidik untuk memberi mereka keterampilan dan pelatihan profesional. Mereka juga harus mengadakan kegiatan ekstrakurikuler yang berbeda untuk anak-anak sehingga mereka dapat belajar kerja sama tim.

Pendekatan Inovatif untuk Pendidikan

Ada beberapa metode pendidikan inovatif yang dapat digunakan oleh guru di dalam kelas untuk meningkatkan kolaborasi antar siswa dengan siswa lainnya. Metode-metode ini juga dapat mendorong komunikasi antara guru dan murid dan dapat mendorong pembelajaran mandiri pada anak-anak.

Metode-metode ini adalah pembelajaran berbasis proyek, studi interdisipliner, diskusi terbuka, modul kelas yang dibalik, dan menggabungkan teknologi dalam pengajaran. Sebagai contoh, para pengajar dapat memberikan proyek untuk membuat proyek sains kepada para siswa di mana mereka harus membentuk kelompok dan mendapatkan bantuan dari orang tua. Atau, pengajar dapat mengadakan sesi diskusi terbuka di dalam kelas yang akan memberikan ruang dan waktu bagi anak-anak untuk berbagi pendapat dan pemikiran mereka tentang topik apa pun.

Kesimpulan

Singkatnya, kolaborasi di antara berbagai pemangku kepentingan pendidikan sangat diperlukan untuk keberhasilan akademik anak-anak. Kolaborasi ini dapat mempersiapkan siswa untuk kehidupan praktis dan dapat membuat mereka berkembang dalam kehidupan akademis. Ada berbagai strategi kolaborasi yang dapat digunakan oleh para pemangku kepentingan pendidikan untuk berkolaborasi. Komunitas pendidikan juga dapat membantu mereka dalam menerapkan strategi ini dalam kurikulum dan ruang kelas. Mereka dapat mengambil bantuan dari berbagai alat digital yang berbeda karena bertujuan untuk meningkatkan kolaborasi.

Published inArtikel

Comments are closed.