Loading
 
Skip to content
  • Lang
  • Lang
  • Lang
  • Lang
  • Lang
  • Lang

 

Ringkasan

    

 

Menuju Pedagogi Berkelanjutan: Mengintegrasikan Isu Lingkungan dalam Pendidikan


Keberlanjutan dalam pendidikan sangat penting karena mempromosikan tanggung jawab dan pengambilan keputusan pada siswa tentang lingkungan mereka. Hal ini mengajarkan mereka bagaimana tindakan mereka berdampak pada lingkungan dan bagaimana mereka dapat mengkonsumsi sumber daya dengan hati-hati. Untuk mengajarkan keberlanjutan, siswa harus belajar tentang ilmu lingkungan.

Pendidikan ini memungkinkan siswa untuk belajar tentang dunia di sekitar mereka, bagaimana dunia bekerja dan bagaimana mereka dapat memainkan peran mereka untuk melestarikannya. Pertanyaannya adalah: Bagaimana guru dapat mengajarkan mereka tentang isu-isu lingkungan di dalam kelas? Bagaimana para pemangku kepentingan pendidikan yang berbeda dapat memainkan perannya di dalamnya? Nah, artikel ini akan membahasnya.

Pentingnya Pendidikan Lingkungan Hidup

Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) memberi tahu kita tentang isu-isu lingkungan hidup dan bagaimana keputusan kita dapat berdampak pada lingkungan hidup. Hal ini meningkatkan kesadaran tentang isu-isu global seperti polusi di antara para siswa dan memberi tahu mereka bagaimana mereka dapat melestarikan lingkungan mereka. Hal ini dapat menghubungkan siswa dengan alam dan membangun empati serta kepekaan dalam diri mereka.

Mengintegrasikan PLH di ruang kelas memungkinkan siswa untuk membuka kreativitas mereka karena menuntut pembelajaran langsung. Para siswa harus melakukan berbagai proyek di dalam kelas untuk memahami isu-isu lingkungan. Sehingga, hal ini dapat meningkatkan prestasi akademik mereka.

Hal ini memungkinkan siswa untuk meneliti, mengeksplorasi alam, dan membangun opini mereka tentang masalah lingkungan yang kompleks. Hal ini membangun pemikiran kritis, pengambilan keputusan, dan kreativitas siswa. Selain itu, para siswa belajar untuk mengambil tindakan terkait isu-isu lingkungan yang membuat mereka lebih dekat dengan masyarakat dan memungkinkan mereka untuk menghormati budaya yang berbeda di sekitar mereka.

Strategi Pengajaran untuk Mengintegrasikan Isu Lingkungan dalam Kurikulum

Pendekatan Interdisipliner

Pendekatan interdisipliner memungkinkan para pengajar untuk mengintegrasikan pengetahuan dari berbagai mata pelajaran ke dalam satu mata kuliah. Dengan cara ini, para siswa dapat belajar mengaitkan pengetahuan dari berbagai mata kuliah yang berbeda satu sama lain.

Sebagai contoh, guru dapat memberikan proyek penghematan energi kepada siswa di sekolah dan di rumah. Untuk hal ini, Anda dapat meminta mereka untuk menulis berbagai cara untuk menghemat energi. Hal ini dapat meningkatkan kemampuan bahasa Inggris mereka. Di kelas sains, mereka dapat belajar tentang sumber daya energi terbarukan dan dapat membuat model yang berkaitan dengannya. Di kelas komunikasi, mereka dapat memberikan presentasi tentang topik ini. Hal ini akan meningkatkan soft skill dan pengetahuan mereka yang terkait dengan setiap mata kuliah.

Pembelajaran Berbasis Proyek

Pembelajaran langsung dan diskusi terbuka adalah cara lain yang luar biasa untuk mengajar tentang isu-isu lingkungan. Guru dapat melakukan diskusi terbuka tentang lingkungan di dalam kelas yang dapat membuat siswa berpikir kritis tentang isu-isu lingkungan dan cara mengatasinya. Diskusi ini dapat mengarahkan mereka ke proyek-proyek.

Guru dapat memberikan berbagai proyek atau pelatihan langsung di kelas PLH. Sebagai contoh, guru dapat memberikan proyek untuk membuat tempat sampah daur ulang di sekolah dan mengedukasi para siswa tentang hal tersebut. Mereka dapat melakukan kunjungan lapangan atau mulai berkebun.

Penggunaan Alat dan Sumber Daya Digital

Guru dapat menggunakan berbagai alat digital di dalam kelas untuk memasukkan pendidikan lingkungan ke dalam kurikulum. Ada berbagai alat bantu AI untuk tujuan ini. Sebagai contoh, guru dapat menggunakan teknologi simulasi digital untuk membawa siswa ke dalam ekosistem yang berbeda dan membiarkan mereka bereksperimen secara virtual tentang bagaimana berbagai faktor yang berbeda berdampak pada ekosistem.

Siswa dapat menggunakan alat kolaboratif seperti Padlet untuk berdiskusi secara terbuka tentang isu-isu lingkungan di luar kelas. Mereka dapat menggunakan berbagai platform desain seperti Canva, Abode Premier dan Raw Shorts untuk membuat poster dan video yang berkaitan dengan isu-isu lingkungan. Mereka dapat menggunakannya untuk proyek-proyek kampanye. Berbagai platform menyediakan kursus online atau makalah penelitian yang dapat meningkatkan informasi siswa tentang isu-isu lingkungan.

Peran Berbagai Pemangku Kepentingan

Siswa

Survei yang dilakukan oleh Sustainability and Environmental Education menemukan bahwa kaum muda ingin belajar tentang perubahan iklim. 1 dari 3 guru melihat adanya kecemasan pada murid-murid mereka mengenai isu-isu lingkungan. Hal ini menunjukkan bahwa para siswa bersedia untuk memainkan peran positif dalam menjaga kelestarian lingkungan.

Untuk itu, mereka harus melakukan berbagai proyek yang diberikan oleh guru mereka tentang lingkungan. Selain itu, berbagai platform seperti Udemy, FutureLearn, dan Coursera menyediakan berbagai kursus yang berkaitan dengan pendidikan lingkungan. Siswa dapat mengambilnya untuk meningkatkan pengetahuan mereka. Mereka dapat melakukan magang di berbagai LSM yang terkait dengan isu-isu lingkungan untuk memainkan peran mereka dalam menjaga kelestarian atmosfer.

Guru dan Tutor

Survei yang dilakukan oleh Sustainability and Environmental Education juga menemukan bahwa 70 persen guru merasa bahwa mereka tidak memiliki pelatihan untuk mengajar siswa tentang keberlanjutan. Untuk itu, mereka perlu fokus pada berbagai sumber daya dan pelatihan profesional untuk mempelajari strategi pengajaran dalam hal ini. Mereka bisa mendapatkan bantuan dari rekan-rekan mereka dengan berkolaborasi secara virtual. Selain itu, mereka dapat menggunakan berbagai alat bantu AI seperti Almanack dan Mindsmith untuk membuat rencana khusus bagi para siswa. Ada juga alat yang dapat membuat kursus mereka dalam beberapa menit sehingga mereka dapat mengambil bantuan dari alat ini untuk membuat kursus PLH.

Perpustakaan dan Pengembang Perangkat Lunak Pendidikan

Perpustakaan dapat memiliki bagian alat dan sumber daya digital yang dapat digunakan oleh siswa untuk belajar tentang isu-isu lingkungan. Mereka dapat menyediakan ruangan khusus untuk berkolaborasi, mendiskusikan proyek-proyek lingkungan mereka, serta menghadiri lokakarya dan seminar virtual yang berkaitan dengan isu ini. Sistem ini juga dapat menggabungkan simulasi digital dalam sistemnya yang memungkinkan siswa untuk meningkatkan pembelajaran mereka tentang PLH.

Selain itu, pengembang perangkat lunak pendidikan dapat menggabungkan semua alat yang dibutuhkan guru dalam sistem LMS.

Keterlibatan Orang Tua dan Masyarakat

Orang tua harus membawa anak-anak mereka dalam berbagai kunjungan lapangan dan mengedukasi mereka tentang lingkungan. Sebagai contoh, mereka dapat membawa anak-anak mereka ke taman dan membiarkan mereka mengeksplorasi berbagai jenis bunga dan tanaman. Selain itu, mereka dapat mulai berkebun di pekarangan rumah untuk mengajarkan anak-anak mereka tentang keberlanjutan. Mereka dapat menyediakan semua alat dan sumber daya yang dibutuhkan anak-anak untuk belajar tentang lingkungan.

Komunitas dan LSM dapat fokus pada kampanye yang berbeda terkait dengan isu-isu lingkungan. Sebagai contoh, WWF adalah sebuah LSM yang berkolaborasi dengan berbagai sekolah dan universitas untuk kampanye kesadaran dan mengizinkan anak-anak untuk magang di sana. Mahasiswa dapat melakukan berbagai proyek lingkungan dalam magang untuk meningkatkan pengetahuan dan soft skill mereka.

Administrator Sekolah dan Desainer Instruksional

Para perancang instruksional harus memastikan untuk memasukkan berbagai proyek, tugas, dan penilaian tentang lingkungan ke dalam kurikulum. Administrasi harus berkolaborasi dengan berbagai LSM dan komunitas untuk memulai berbagai program lingkungan di sekolah.

Laporan Pearson School menunjukkan bahwa 3 dari 5 guru dapat menciptakan pola pikir yang berkelanjutan pada siswa mereka, namun mereka tidak memiliki sumber daya yang berkualitas untuk itu. Jadi, lembaga harus menyediakan sumber daya digital untuk memasukkan pengajaran PLH ke dalam kelas.

Tantangan dan Solusi

Tantangan Umum

Kurangnya sumber daya merupakan tantangan utama dalam memasukkan PLH ke dalam kurikulum. Hal ini termasuk kurangnya pelatihan, sumber daya, peralatan, ruang, waktu dan anggaran. Tantangan besar lainnya adalah perlawanan dari para siswa. Peserta didik mungkin menganggap bahwa PLH itu membosankan. Atau, mereka mungkin menolak metode pendidikan modern yang sangat penting untuk mempelajari PLH.

Mengatasi Hambatan

Solusi utama untuk seluruh masalah ini adalah teknologi atau alat bantu AI. Berbagai alat memerlukan biaya langganan minimum atau gratis untuk digunakan. Selain itu, mereka memiliki aspek gamifikasi dan interaktif yang dapat membuat pembelajaran di kelas menjadi menarik. Mereka juga memiliki kursus dan sumber daya online untuk melatih para guru dan meningkatkan informasi siswa. Jadi, institut harus fokus pada alat bantu AI. Selain itu, mereka dapat memperoleh dana melalui sponsor, kolaborasi, atau pendanaan. LSM dapat melangkah maju di sini.

Studi Kasus dan Kisah Sukses

Green School Bali terletak di Indonesia dan mengambil pendekatan holistik untuk keberlanjutan. Seluruh kampus dibangun dari bahan yang ramah lingkungan dan menggunakan sumber daya energi terbarukan. Selain itu, mereka telah memasukkan PLH dalam setiap mata pelajaran dan para siswa secara aktif terlibat dalam berbagai proyek seperti pengurangan limbah dan pertanian organik.

Selain itu, ada program lain yaitu program Sekolah Ramah Lingkungan. Ini adalah sebuah inisiatif internasional yang menyediakan kerangka kerja dan sumber daya bagi sekolah-sekolah untuk mengintegrasikan keberlanjutan ke dalam kurikulum mereka.

Kesimpulan

Singkatnya, pendidikan lingkungan hidup adalah kebutuhan masa kini karena pemanasan global, polusi, dan penipisan sumber daya alam terjadi dengan sangat cepat. Dalam hal ini, siswa harus belajar bagaimana menjalani kehidupan yang berkelanjutan. Jadi, setiap pemangku kepentingan pendidikan harus berperan dalam situasi ini. Berbagai platform online dapat membantu mereka belajar tentang lingkungan. ResearchGate dan JSTOR memiliki artikel online dan tesis tentangnya. Platform pendidikan online memiliki kursus yang terkait dengannya. Berbagai organisasi seperti WWF memiliki kesempatan magang dalam hal ini. Jadi, siswa harus memanfaatkan sumber daya ini untuk belajar tentang lingkungan dan memainkan peran mereka dalam menyelamatkannya.

Published inArtikel

Comments are closed.